Beli Kain Dihitung dari Panjangnya atau Beratnya? Cek Penjelasannya di sini!

Kadang ketika beli kain, kita sedikit bingung bagaimana hitungannya, apakah dihitung dari panjangnya atau beratanya?  Ternyata perhitungannya bisa didasarkan pada jenis kainnya.  Agar tidak bingung, berikut ini adalah penjelasan lengkapnya.

Kain Tenun dan Nonwoven

Tenun merupakan salah satu metode yang sangat umum dilakukan dalam proses pembuatan kain.  Prinsip kerja dalam proses pembuatan kain tenun adalah menggabungkan benang secara memanjang dan melintang atau bersilangan.  Jenis kain ini biasanya terbuat dari serat kapas, sutra, kayu, dll.  Jenis kain tenun biasa digunakan sebagai bahan untuk membuat seragam, kemeja, celana formal, dll.

Kain tenun memiliki kualitas yang berbeda dengan kain nonwoven.  Kain tenun biasanya tahan lama dan bisa dicuci berulangkali.

Sedangkan kain nonwoven atau kain kempa merupakan jenis kain yang dibuat langsung dari serat yang kemudian dikempa atau dipress hingga menjadi lembaran kain. 

Dalam hal ini kain dibentuk secara langsung melalui pengikatan serat atau filamen yang terikat bersama dengan tambahan zat kimia tertentu.  Biasanya jenis kain ini banyak digunakan sebagai bahan flanel, kain dekorasi rumah, penerapan untuk kanebo, dll.

Saat membeli kain jenis ini maka satuan pengukur yang digunakan biasanya berdasarkan panjang.  Istilah ukuran yang paling sering dipakai adalah yard dan meter.  Dimana 1 yard sama dengan 0,914 meter atau 91,4 centimeter.

Kain Rajut

Kain rajut dibuat dengan cara menjeratkan setiap benang dengan menggunakan mesin atau secara manual.  Dengan kata lain struktur kain rajut dibentuk menggunakan serangkaian lup-lup benang yang saling mengait satu dengan yang lain.

Teknik rajut biasanya hanya menggunakan satu set benang, tapi tidak menutup kemungkinan menggunakan lebih dari satu set benang untuk menghasilkan karakter warna yang berbeda pada kain. 

Teknik perajutan pada jenis bahan ini memberikan sifat kain yang khas, yaitu elastis dan tidak kaku seperti kain tenun.  Jenis kain ini biasanya digunakan untuk pembuatan kaos, pakaian wanita, kaos kaki, dll.

Selain kaos, jenis kain rajut lainnya adalah rib yang lazim digunakan sebagai aksesoris pada pakaian.  Jenis kain ini bisa dibuat dari berbagai jenis bahan seperti katun, polyester atau campuran dari keduanya.

Berdasarkan jenis bahan bakunya rib dibedakan menjadi dua, yaitu rib standar dan rib katun.  Untuk jenis rib katun karaktersitiknya relatif lebih elastis.  Jenis rib lainnya yang tidak kalah elastis adalah rib spandex.

Kain rajut memiliki karakteristik bahan yang bersifat elastis sehingga akan lebih sulit jika menghitung berdasarkan panjangnya.  Oleh karena itu, biasanya kain rajut akan dihitung berdasarkan pada beratnya.

Istilah ukuran yang paling sering dipakai adalah kilogram.  Dalam hal ini pastikan berat dalam bruto atau berat kotor dan netto atau berat bersih.

Khusus untuk pembelian rib bisa disesuaikan dengan kebutuhan, karena biasanya jika dikombinasikan dengan kaos maka kompoisis rib yang dibutuhkan hanya sekitar 5%-nya saja. 

Sebagai contoh, jika kita membeli bahan kaos sebanyak 1 kg maka kebutuhan rib yang harus dibeli hanya 5% saja atau 0,05 kg saja.  Demikian juga ketika membeli kain kaos sebanyak 1 roll maka kebutuhan akan rib-nya hanya 1 kg saja.

Sedangkan pada polo shirt setiap 1 kg kain pique maka dibutuhkan 3 pcs kerah sebagai aksesorinya.  Karena biasanya 1 kg kain pique bisa digunakan untuk membuat polo shirt ukuran L sebanyak 3 pcs.  Sedangkan pembelian 1 roll kain dengan berat 25 kg akan membutuhkan kerah sebanyak 75 pcs.