Dilema Reseller, Pilih Stok Barang atau Dropship?
Ingin membuka usaha tapi modal pas-pasan? Bagaimana kalau menjadi reseller atau bisnis dengan sistem dropship saja? Ya, kedua jenis usaha ini memang banyak dilirik terutama mereka yang punya niat bisnis tapi terkendala biaya.
Kedua model bisnis ini memang sangat menarik untuk dijalankan karena Anda tidak perlu mengeluarkan modal yang besar dan bahkan bisa dimulai tanpa modal. Yang perlu dilakukan hanyalah menjualkan produk yang sudah ada milik produsen.
Meskipun mirip, namun kedua model usaha ini rupanya memiliki perbedaan. Jadi Anda pun bisa memilih jenis yang paling tepat untuk memulainya. Ingin tahu apa saja perbedaan dari keduanya? Berikut ini penjelasannya untuk Anda.
Perbedaan Sistem Reseller dan Dropship dalam Bisnis
Reseller merupakan model usaha dimana Anda sebagai penjual harus memiliki stok produk yang akan dijual. Namun dalam hal ini Anda sudah harus bekerjasama dengan pihak distributor atau supplier, dan biasanya harga yang diberikan di bawah pasaran.
Dengan kerjasama ini maka Anda sebagai reseller akan mendapatkan potongan harga dari harga jual yang sebenarnya. Nah, selisih harga inilah yang nantinya akan menjadi keuntungan bisnis Anda. Karena sebagai reseller Anda bisa menentukan harga jual sendiri untuk mendapatkan keuntungan.
Berbeda dari reseller yang menjual langsung kepada pembeli, pada sistem dropship Anda sebagai pihak ketiga tidak menjual secara langsung kepada pembeli. Karena pemilik toko atau supplier yang akan melakukan pengiriman produk kepada pembeli atas nama Anda.
Dengan kata lain, peran Anda sebagai dropshipper dalam kegiatan usaha ini hanya sebagai perantara saja. Sementara besaran keuntungannya tergantung dari selisih harga yang ditetapkan pihak supplier dengan harga dropshipper.
Apa saja Kelebihan Reseller dan Dropship?
Untuk mengetahui lebih jauh mengenai apa saja kelebihan menjadi reseller dan dropshiper, berikut ini penjelasannya.
· Kelebihan Reseller
- Reseller bisa menentukan harga jual dan menjual produk secara langsung kepada pembeli.
- Sebagai media untuk mengelola keuangan karena reseller harus membeli dulu sebelum dijual ke pembeli.
- Lebih memahami produk yang dijual karena mengetahui fisiknya secara langsung.
- Bisa memastikan ketersediaan produk serta melakukan update secara berkala.
· Kelebihan Dropship
- Dropshiper tidak perlu melakukan stok produk karena sudah ditangani oleh pihak toko atau supplier.
- Tidak perlu packing produk.
- Tidak rugi jika produk tidak laku.
- Tidak perlu biaya operasional
- Bisa bekerjasama dengan beberapa supplier sekaligus.
- Tidak perlu melakukan pembukuan.
Apa saja Kekurangan Reseller dan Dropship?
Masing-masing model bisnis ini tentu memiliki kekurangan, baik model reseller maupun dropship, berikut adalah penjelasannya.
· Kekurangan Reseller
- Membutuhkan modal untuk pengadaan produk yang akan dijual.
- Ada biaya operasional serta perawatan produk.
- Melakukan packing dan pengiriman sendiri.
- Membutuhkan tempat untuk penyimpanan produk.
- Resiko kerugian sangat mungkin terjadi.
· Kekurangan Dropship
- Terkendala dalam informasi ketersediaan produk sehingga sulit untuk memastikan kepada calon pembeli.
- Kualitas dan spesifikasi produk sulit diketahui.
- Harga sesuai dengan naik turunnya harga dari pihak supplier.
- Ekspektasi pembeli kadang tidak sesuai dengan produk yang diterima.
- Reputasi dropshipper dipengaruhi oleh kebijakan supplier.
Terlepas dari kekurangan yang ada, masing-masing model bisnis tersebut sebenarnya sama-sama menguntungkan. Tinggal bagaimana Anda menjalankannya dan melakukan strategi pemasaran yang paling efektif untuk menjualnya.
Nah, bagi Anda yang tertarik untuk menjalankan bisnis sebagai reseller maupun dropshiper, Andalas Clothing menawarkan kerjasama bisnis dengan potensi keuntungan yang menjanjikan. Anda pun bisa memilih model bisnis yang diinginkan apakah menjadi reseller atau dropshipper. Bagaimana, tertarik untuk mencoba?